Jump to content
Main menu
Main menu
move to sidebar
hide
Navigation
Main page
Recent changes
Random page
freem
Search
Search
Appearance
Create account
Log in
Personal tools
Create account
Log in
Pages for logged out editors
learn more
Contributions
Talk
Editing
Openai/69497909-6124-8008-8d67-41952b83fc44
(section)
Add languages
Page
Discussion
English
Read
Edit
Edit source
View history
Tools
Tools
move to sidebar
hide
Actions
Read
Edit
Edit source
View history
General
What links here
Related changes
Special pages
Page information
Appearance
move to sidebar
hide
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=== Assistant: Pertanyaanmu menyentuh inti Naruto, bukan jurusnya, tapi taruhannya π === Pertanyaanmu menyentuh inti Naruto, bukan jurusnya, tapi taruhannya π Naruto sadar satu hal yang Pain dan Madara anggap mustahil: perang tidak bisa dihentikan, tapi bisa diperlambat dan diperkecil, berulang kali, oleh manusia yang mau menanggung risikonya sendiri. Yang Naruto lakukan bukan menawarkan sistem sempurna. Ia menawarkan dirinya sendiri sebagai variabel. ===== Ia jujur. Kepada Pain ia mengakui: dendam tidak akan hilang hari ini. Itu pengakuan yang berani. Naruto tidak menjual utopia, ia menolak kebohongan besar. Yang ia janjikan hanya satu: aku tidak akan berhenti mencoba, meski aku bisa gagal. ===== Di dunia ninja, kejujuran seperti itu radikal. ===== Naruto menarget rantai, bukan ledakan. ===== Ia berdiri di titik pertemuan dua generasi: korban masa lalu dan harapan masa depan. Dengan memahami musuhnya, ia menghentikan satu transmisi dendam. Satu orang memang kecil, tapi rantai selalu putus di satu mata. Pain menghentikan perang dengan ketakutan. Naruto menghentikannya dengan contoh hidup. ===== Inilah perbedaan paling tajam. ===== Pain menyebarkan rasa sakit agar dunia belajar. Naruto menyerap rasa sakit agar dunia tidak runtuh. Ia tidak menyangkal penderitaan, ia menampungnya. Itu sebabnya banyak karakter berhenti bertarung bukan karena kalah, tapi karena malu pada keteguhan itu. ===== Naruto ingin dunia yang tetap berjalan meski ia mati. ===== Aliansi, dialog antar desa, pengakuan atas luka lama, itu semua rapuh dan lambat. Tapi justru karena tidak absolut, ia bisa diwariskan. Tidak seperti Pain, Naruto tidak ingin menjadi konstanta, ia ingin menjadi pemicu. ===== Naruto tidak mengalahkan Pain dengan solusi yang lebih efisien. ===== Ia mengalahkannya dengan solusi yang lebih manusiawi dan lebih berisiko. Perang berhenti bukan karena manusia berhenti membenci, tapi karena selalu ada seseorang yang berkata: cukup sampai di aku. Naruto memilih jalan paling sulit: damai yang bisa gagal, tapi layak diperjuangkan. Kalau kamu hidup di dunia ninja, kamu akan memilih jadi penjaga damai seperti Naruto, atau arsitek ketakutan seperti Pain?
Summary:
Please note that all contributions to freem are considered to be released under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (see
Freem:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
Cancel
Editing help
(opens in new window)